• (0274) 391007, 391288
  • rsudwonosari06@gmail.com

DINAS INFOKOM LAKUKAN WAWANCARA DENGAN DIREKTUR TENTANG KASUS "ANTRAK" DI RSUD WONOSARI


Kasus Antrak yang terjadi di Gunungkidul dan dirawat di RSUD Wonosari menyedot perhatian publik. Media masa, media elektronik dan media cetak gencar memberitakan tentang antrak ini. Seperti kita ketahui bersama bahwa antrak berasal dari hewan sapi atau kambing yang terinfeksi antrak. Sedikitnya terdapat sembilan hewan ternak suspect antrak serta 11 warga sakit dan satu yang meninggal disebabkan suspect antraks. Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Yogyakarta bahkan menyatakan dari hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel tanah lokasi hewan ternak yang mati mendadak di Desa Gombang, Kecamatan Ponjong, Gunungkidul positif bakteri antraks.

RSUD Wonosari sebagai rumah sakit yang merawat pasien yang terinfeksi antrak juga mendapat perhatian media. Hari ini (16/01) Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Gunungkidul mengadakan wawancara dengan direktur RSUD Wonosari dr. Heru Sulistyowati, Sp.A . Wawancara ditujukan untuk mengetahui penanganan pasien yang terinfeksi antrak. 

dr. Heru Sulityowati, Sp.A  menyampaikan bahwa gejala awal yang terjadi adalah  benjolan di kulit. Anthraks ini menyebabkan munculnya banyak benjolan kulit yang dapat terasa gatal. Benjolan ini paling sering muncul di daerah wajah, leher, dan lengan. Selanjutnya benjolan itu dapat berubah menjadi borok berwarna hitam yang tidak menyebabkan nyeri. Gejala anthraks pencernaan atau anthraks gastrointestinal adalah mual  dan muntah, tenggorokan sakit dan kesulitan menelan, sakit perut, nafsu makan menurun, sakit kepala, demam, serta muncul benjolan pada leher. Ketika kondisinya makin parah, penderita dapat mengalami diare dan BAB darah.

Gejala awal anthraks saluran pernafasan menyerupai gejala penyakit flu, seperti demam, nyeri menelan, nyeri otot, dan kelelahan. Gejala lanjutannya berupa sesak napas hingga syok. Anthraks pernapasan dapat menyebabkan peradangan selaput otak dan saraf tulang belakang (meningitis). 

Solusi untuk mencegah penularannya adalah dengan menghindari kontak  dengan binatang, cuci tangan dengan sabun pada air mengalir. Sedangkan pasien yang dirawat di RSUD Wonosari dirawat di ruang isolasi. Penyakit ini dapat disembuhkan  asal mengenali gejala-gejalanya. 

Acara wawancara berlangsung selama setengah jam, diakhiri dengan foto bersama.           

 

 

  • By admin
  • 16 Januari 2020
  • 17

Berita Terbaru


CAPAIAN INDIKATOR MUTU NASIONAL (IMN) RSUD WONOSARI SEMESTER 1 TAHUN 2025

RSUD Wonosari terus berkomitmen meningkatkan mutu pelayanan melalui pemantauan dan…

Dedikasi Tanpa Batas, Inovasi Tiada Henti: Aparatur RSUD Wonosari Raih Prestasi Tertinggi di Gunungkidul

Dinas Komunikasi dan Digitalisasi (Komdigi) Kabupaten Gunungkidul kembali menggelar ajang…

Siaga Medis PORDA DIY 2025: RSUD Wonosari Kawal Kesehatan Atlet & Official

Gunungkidul, September 2025 – RSUD Wonosari mendapat penugasan sebagai tim…